Monday, June 22, 2015

Kamu tidak akan pernah tahu rasanya

Harusnya aku memang tak perlu menghubungimu lagi, jika hanya untuk bertengkar dan memperdebatkan hal-hal tolol yang membuatku memutuskan pergi. Harusnya tak perlu aku membantumu lagi, jika hanya untuk kamu sakiti untuk yang kedua kali. Harusnya sudah sejak dulu kita berpisah, sehingga aku tak merasa terluka sedalam ini.

Kamu menawarkan banyak hal yang seharusnya aku tolak. Aku kira, aku sekuat baja, ternyata aku hanya Hawa yang tertipu dengan bisikan ular berbisa. Kamu hanya orang biasa, tidak punya apa-apa, tak ketemukan sisi menarik dari dirimu. Bodohnya, aku mencintaimu, sangat mencintaimu, perasaan itu pun masih sama meskipun aku berusaha sekuat mungkin untuk menghindarimu.

Sekarang, aku merasa menjadi gadis paling tolol yang tiba-tiba lemah karena tersakiti cinta. Kamu pergi justru di saat aku berharap semua mimpi kita bisa menjadi nyata. Aku kira kamu berbeda dan di otakku telah muncul banyak khayalan yang suatu saat bisa kita abadikan. Telah tergambar jelas bagaimana kelak kita bisa masuk masjid bersama, merapal doa yang sama, dan mengucapkan Doa  secara bersama. Aku telah membangun semua mimpi itu meskipun kamu tidak pernah tahu, tapi tiba-tiba kamu remukan semua, kamu hancurkan tanpa pikir panjang, dan kamu meninggalkanku seperti tak terjadi apapun.

Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Jadi orang yang sulit untuk bernapas karena tidak tahu  kabarmu. Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi perempuan yang diam-diam menangisimu ketika membaca seluruh pesan singkat kita dulu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi orang paling menderita karena merasa dibohongi sejauh ini. Kamu tidak akan pernah tahu dan otak bodohmu itu juga tak akan pernah paham. Perasaan dan hatimu yang telah mati tak akan mungkin mengerti.

Iya, aku yang bodoh, semua salahku, selalu salahku. Aku tidak bisa melupakan berisiknya suara sepeda motormu, kendaraan yang selalu mampir kerumahku kala aku kesepian sendiri di rumah. Sepeda motormu yang mengantarku pulang hingga depan pagar rumah. Aku tidak bisa lupa caramu memandangku dari kaca spion, bagaimana matamu melirikku dengan ramah. Aku tidak bisa melupakan pelukmu, yang selalu kuanggap rumah untuk pulang. Aku tidak bisa melupakan leluconmu yang sebenarnya tak lucu, namun karena aku sangat mencintaimu, sebisa mungkin aku berusaha tertawa. Aku tidak bisa lupa bagaimana tawamu bisa benar-benar membuatku merasa lega dan tenang. Aku tidak bisa melupakan dialek anehmu saat berbicara, gaya bicaramu yang selalu membuatku rindu. Aku tidak bisa melupakan genggaman erat jemarimu yang entah bagaimana bisa seketika menenangkanku. Aku tidak bisa berhenti untuk menatap pagar rumah, berharap kamu tiba-tiba ada di situ, membawakanku selusin senyuman dan sepotong pelukan.

Aku ini gadis bodoh yang hobinya cuma menangis, bermimpi, menulis, lalu tak pernah tahu apa yang harus aku lakukan jika hatiku sedang sangat remuk seperti ini. Aku tak tahu apa arti dari semua ini. Apa arti hubungan kita yang berjalan hanya sesaat ini. Apa arti kebohonganmu yang sebenarnya tak bisa dimaafkan tapi selalu berusaha aku maafkan. Aku tak mengerti mengapa sekarang kita masih berkabaran, namun status hubungan kita penuh "ketidakjelasan" tetapi bertingkah seperti berpasangan?

Aku tak mengerti mengapa pria bodoh sepertimu bisa membuatmu merasa gadis paling gila di dunia. Kamu membuat duniaku jungkir balik, pernapasanku selalu sesak karena lelah menangis, dan mataku selalu kabut karena penuh mendung. Kamu mengubah duniaku jadi berbeda. Aku sudah terbiasa denganmu. Terbiasa dengan pesan singkatmu, terbiasa dengan sapaanmu di ujung telepon, terbiasa dengan pelukmu, terbiasa dengan suara sepeda motormu, terbiasa dengan hadirmu, terbiasa dengan kita. Bagaimana mungkin kamu dan aku, yang sempat menjadi kita, harus kembali berpisah lagi menjadi aku dan kamu, sedangkan aku sangat nyaman menjadi kita?

Kamu tentu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Rasanya jadi gadis yang selalu menatap ponsel hanya karena menunggu kabar darimu. Kamu tak tahu rasanya jadi wanita yang tak tahu apa-apa, namun tiba-tiba dunianya jadi dibikin berbeda karena kehadiranmu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi aku-- yang selalu menunggumu pulang.

Ada banyak mimpi yang belum terwujud bersamamu. Salah satunya adalah aku ingin memelukmu semalaman, tak perlu ada percakapan, memelukmu sudah lebih dari cukup. Aku ingin mendengar degup jantungmu, merasakan degup cinta seperti apa yang ada di dadamu. Jika sudah mewujudkan mimpi yang satu itu, silakan kalau kamu mau pergi. Pergilah,dengan duniamu yang kau anggap paling menarik :)
-Dwitasari-

Saturday, June 13, 2015

Untuk Lelaki yang Hatinya Kupinjam Kemarin Dulu

Akihirnya aku memberanikan diri untuk bertemu denganmu lagi. Setelah 3 kali penolakan, rasanya kali ini kau patut ku berikan kesempatan. Bukan karena gengsi atau jual mahal, tapi hati ini memang kehilangan keberanian untuk memulai lagi sebuah hubungan.

Aku senang, kamu berbeda dengan mereka. Mereka yang selalu terburu-buru seakan dikejar waktu. Kau tahu persis kapan harus diam dan kapan harus bertanya mengenai masa laluku.

Mungkin, banyak yang sudah kau dengar dari mereka tentang siapa aku, mulai dari julukan perempuan jutek, perempuan sok jual mahal, sampai dengan ice queen karena lebih memilih untuk tidak berkawan dengan siapapun karena sering sekali aku menerima pengkhianatan dari temanku sendiri, kecuali seorang teman perempuan. Dan hari ini semua pertanyaanmu terjawab, bukan?

Bahwa aku membangun tembok setinggi mungkin dari laki-laki yang menjadikanku bahan taruhan, hanya demi kepuasan dan pembuktian bahwa aku dapat mereka jinakkan. Mungkin, mereka pikir aku bom atau hewan liar yang ada di hutan.

Biasanya, aku sebal dengan laki-laki yang hobi ngaret, aku tidak pernah suka laki-laki yang banyak bicara, dan wangi parfummu yang memenuhi setiap jengkal saluran pernapasan. Namun, entah mengapa, semua menjadi tidak penting lagi saat kau memberikan jaket hangatmu ketika aku sibuk meminta pembalut terhadap teman-temanku.

Aku suka saat kau memperlambat laju kendaraanmu hanya untuk mendengarkanku berceloteh ria, ketika aku berisik sekali untuk menyuruhmu memakai slayer agar tak terkena debu. Begitu juga saat kamu lupa membawa jas hujan dan lalu memakai jas hujan plastik yang sangat berisik dan aku kau suruh memegangnya sepanjang perjalanan. Entah itu dengan kesengajaan atau tidak, aku tidak mengerti....

Sepanjang perjalanan, aku mempertimbangkan, apakah waktu yang akan kita habiskan menjadi sebuah keharusan. Kalau saja mendadak aku mati bosan, seribu satu alasan sudah ku persiapkan untuk membatalkannya. Karena sudah beberapa kali aku membatalkan janji denganmu diwaktu kamu sudah didepan rumahku dan kamu menunggu selama 2 jam lamanya dengan pintu tertutup.

"kamu seperti cumi goreng tepung ini, ya."

"maksudmu? Bulat-bulat gendut ya?"

"bukan, kamu garing!"

Masih ingat saat itu kita tertawa? sepotong capit kepiting terbang bebas dari tanganmu dan mendarat sukses ditengah meja.

Tidak perlu banyak kata karena mata berbicara atas nama semua rasa.
Malam itu menyenangkan, seperti bulan yang mengintip diam-diam saat kita duduk bersebelahan.

Semoga kali ini benar berbeda.

Sejak malam itu, aku lebih merasa mengenal diriku sendiri. Terimakasih untuk 5 hal ternyata yang baru ku tahu jawabannya.

Ternyata, mencoba hal baru tidak semenakutkan yang ku kira.

Ternyata, ditanganmu kepiting bisa terbang.

Ternyata, masih ada yang sanggup bertahan untuk memanjat tingginya tembok yang ku bangun kemarin dulu.

Ternyata, restoran seafood bukan ide yang bagus untuk dijadikan pilihan saat kencan, susah mau pegangan tangan? mungkin . . . .

Ternyata, bahumu empuk seperti potongan cumi goreng yang kita perebutkan.
Meskipun garing tidak mengapa, kamu sederhana tidak seperti mereka yang sebelumnya menjejaliku dengan mimpi yang itu-itu saja...

Karena rasa mampu menerkam cerita, dan setiap cerita mempunyai rasa.....

-RASA CINTA-
Mencecap Cerita di Setiap Rasa 

Saturday, June 6, 2015

Cinta Pertama dalam Hidupku Hadir dari Waktu yang Tidak Mungkin lagi Kita Bertemu

Kini kita dipertemukan kembali. Aku dan kamu menjadi lebih dekat dari orang yang biasa, lalu menjadi orang istimewa.

Bahagia.

Ya, aku bahagia.

Tapi aku takut, karena aku ingin bahagia selamanya.

Jika ini hanya mimpi, jangan bangunkan aku! Biarkan aku terlelap dalam khayalan cerita yang disusun begitu indah dan rapi. Aku ingin menikmati setiap detik di dekatmu dan meratapi setiap detik kejauhan kita.
Ini tidak direncanakan.

Kini, kita jauh terpisah diantara hiruk pikuk musik disekitarku.

Dulu, aku menikmati malam dengan pesta pora seperti ini. Sekarang, aku hanya rebah dikasurku, membayangkan apa yang sedang kamu lakukan tanpaku, disampingmu.

Aku rindu, senyuman manis yang menyipitkan matamu.
Kamu menyuruhku menikmati hari ini. Tetapi entah mengapa, aku memilih mencari aman. Karena aku juga ingin sebaliknya, kamu merasa aman, sehingga kepercayaan diantara kita semakin kuat.

Aku tidak ingin mengecewakanmu karena aku tidak ingin dikecewakan.

Aku pernah merasakan kegagalan  dan aku bangkit. Lalu aku merasakan jatuh lagi sehingga aku pun pernah merasa berada dititik dimana aku mati rasa dan hanya menjalani hari demi hari seperti itu itu saja.

Kini aku kembali bangkit dan cukup.

Cukup sampai disini.

                                                        ***

Ketika seseorang pernah merasakan cinta, lalu orang itu pernah gagal, pada umumnya akan ada luka yang membekas, sehingga sulit untuk kembali seperti dulu.

Aku tidak butuh ribuan teman, atau apapun itu, karena aku hanya butuh satu kamu dihidupku.

Sekarang, aku kembali mencinta dan aku tak akan membiarkan hatiku dirampas lagi. Tolong dijaga!
Sekarang, semua ini adalah nyata.

Aku takut.

Aku takut, ketakutan akan kehilanganmu menjadi bumerang yang akan membuatku benar-benar kehilanganmu.

Ceritakan padaku

Ceritakan padaku semuanya

Aku ingin memahamimu lebih dalam

Ceritakan padaku, masa lalumu.

Aku ingin melihat perubahan

Ceritakan padaku, kebahagiaan dan kesedihanmu.

Aku ingin ada dalam cerita-cerita indahmu,dimasa depan untuk selamanya

Walaupun ini semua berlangsung begitu cepat, aku tahu kita berdua sudah menunggu waktu lama untuk bisa bersama dalam waktu yang bertahun-tahun lamanya. Hanya saja, kondisi dan situasi belum memberikan izin kita untuk bersama.

Karena yang terpenting bukan apa yang bisa kamu miliki, tetapi bagaimana kamu bahagia bersama apa yang kamu miliki. Tidak peduli berapa kali aku akan terlahir kembali dan bertemu denganmu, tidak peduli dimana dan bagaimana kelak kita akan berjumpa, aku akan selalu jatuh cinta kepadamu. Lagi. Dan lagi.

Kamu masih ingat cinta pertamamu?


Aku masih.


Dan cinta pertama dalam hidupku hadir dari waktu yang tidak mungkin lagi kita bertemu.
Dan tolong jangan pernah ucapkan kata rindu kepadaku.