Tuesday, March 12, 2013

air matamu,kesedihanku ibu..

Kata yang paling indah bagi umat manusia adalah 'Ibu' dan panggilan paling indah adalah 'Ibuku'. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta yang keluar dari kedalaman hati paling dalam

Tak biasanya aku melihat ibu termenung sendiri dijendela dekat kaca hias yang biasanya aku melihatnya tersenyum disana..
Wajahmu mulai menua bu,tenaga mu yang dulu ku lihat kuat sekarang mulai melemah seiring jalannya waktu...
Aku mulai dewasa, dan aku mulai merasakan dan mengerti apa saja yang terjadi di sekelilingku. Ya,aku anak laki-laki terakhir dari empat saudaraku yang seiring berjalannya waktu mulai meninggalkan rumah ini. Rumah peninggalan Alm.Ayah handa tercinta. Mereka mulai membangun keluarga sendiri dan itu sudah ditakdirkan.

Wanita adalah sosok yang dapat diibaratkan sebagai teh celup, Anda tidak akan pernah tahu kekuatannya sampai tercelup ke dalam air panas.

Kata-kata itu selalu aku ingat dan selalu aku bandingkan dengan ibuku.
Pagi itu aku yang sudah masuk bangku kuliah masih tak ingin lepas dari pelukan ibu ku. Ya,aku yang tinggal sendiri dirumah ini bersama ibuku merasakan sepi semenjak kakak keempatku dibawa kerumah suaminya.
Aku tak ingin lepas.aku tak ingin pergi dari pelukannya yang hangat yang selalu aku rasakan setiap aku bangun.
Dari kecil aku tak pernah merasakan rasanya dipeluk oleh seorang ayah. Aku bahkan lupa wajah sosok seorang ayahku sendiri. Yang aku ingat hanya ketika ayah pergi kakak ku menangis,menjerit,dan berkata aku ingin ikut ayah...
Saat itu aku tak mengerti,saat itu ibu hanya berkata kepadaku ayah pergi kesuatu tempat yang indah dan suatu hari nanti kita akan bertemu ayah.
 Ibuku adalah sosok yang kuat,ia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses dan kini tinggalan aku tanggungannya.
"Maafkan aku yah,maafkan aku yang tidak bisa mendidik anak terakhir kita,entah apa yang aku lakukan hingga aku salah mendidiknya"
kata-kata itu yang aku dengar kala ibu termenung dijendela dekat kaca hias.
Setelah mendengar itu aku langsung memeluk ibu dari belakang. Ibu membelai rambutku dan berkata "sayang,jika nanti ibu tidak ada,taatlah selalu terhadap tuhanmu. Ibu selalu menemanimu sayang,ibu selalu melihatmu dari kejauhan. kini tugas dan janji ibu kepada ayah selesai sayang.."
Jangan berkata seperti itu bu,aku menyayangimu.
Aku pun mencium tangan ibu dan berpamit untuk berangkat kuliah.
                                                                            
                                                                    ***
Hari ini adalah hari wisudaku,akhirnya aku menyelesaikan bangku perkuliahanku. Ibu tidak sempat datang ke wisudaku karna keadaannya yang kurang sehat. Tapi tadi pagi aku masih mencium lembut tangannya dan masih merasakan dia mengelus lembut kepalaku.
Tidak sabar pulang kerumah dan bertemu dengan ibu. Aku ingin berterimakasih kepadanya aku ingin memeluknya,aku ingin menceritakan kepadanya karna hari ini aku jadi lulusan terbaik di kampusku. Aku ingin melihat kakak-kakakku berkumpul dirumah dan memberi selamat kepadaku.

   Setelah aku sampai didepan jalan menuju rumahku aku melihat bendera kuning. Aku melihat ada nama ibuku tertulis di bendera kuning itu. jantung ku berdekup kencang. Dan semakin kencang saat aku mulai mendekati rumahku. Terdengar suara salah seorang kakakku melantunkan surat yasin.
Aku pun melihat semua kakak-kakakku berkumpul diruang tamu. Bukankah ini yang aku mau? aku mau mereka berkumpul disini. Tapi... aku melihat ibuku terbujur kaku dengan kain batik yang menurup sebagian badannya. Siapa itu? siapa?! Ibu? ibuuuu!! tidak! tidak! aku tidak menginginkan ini!! aku tidak mau ini terjadi. "bu bangun! banguun bu! banguuuun! bu lihat ini bu lihat aku menjadi mahasiswa lulusan terbaik dikampus bu. lihat iniii buu lihat"
aku berteriak sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibuku yang sudah terbujur kaku itu.
Percuma memang karna ini sudah takdir dari yang maha kuasa...

                                                                ***
Sambil menatap matanya dan menggenggap tangannya yang mungil aku bernyanyi. Dan tak sadar aku menyanyikan lagu bunda yang dulu sering ku dengar saat ibu menyanyikan lagu ini untukku.
Sekarang aku telah mempunyai seorang anak yang sangat lucu dan istri soleha yang diidam-idamkan oleh ibuku. Aku menyayanginya sama seperti ibuku. Aku melihatnya seperti melihat sosok seorang ibu yang dulu sama menggendong dan mencuimku dengan penuh kasih sayang. Aku teringat akan jasa-jasa ibu dan aku selalu bersyukur mempunyai ibu sepertinya...
IBU adalah bagaikan sebuah lagu yang tak pernah berakhir di hatiku, lagu itu memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan seluruh dirinya. Kadang-kadang saya lupa akan syair dari lagu itu, namun saya tak akan pernah dapat melupakan melodinya....

No comments:

Post a Comment