Ini tentang perasaanku. Perasaanku terhadap kamu. Kamu yang mulai berubah akhir-akhir ini...
Dia mengira mungkin saya adalah "boneka" yang tidak punya perasaan dan ga bisa ngerasain apa yang namanya sakit, sehingga dia bisa mengabaikan sesering yang dia suka.
Saya selalu memberi perhatian terbaik yang saya berikan. Saya meluangkan banyak waktu di sela kesibukan. Sesering mungkin saya selalu mengingatkannya agar dia ga lupa makan. Dan sesabar mungkin saya mendengar cerita dan segala macam permasalahannya.
Sayangnya, usaha saya sering mendapatkan pengabaian darinya. Respon yang dia berikan ga tulus,setulus semua yang saya lekukan untuknya.
Respon itu malah terlihat seperti penghiburan buat seorang "boneka" yang kelelahan dan kebingungan.
Akhir-akhir ini saya ga ngerti sama sekali apakah yang saya lakukan untuknya adalah hal yang sia-sia atau tidak? saya ga mengerti, apakah yang saya lakukan adalah tanaman baik saya yang nanti akan saya petik dikemudian hari...
Emang saya adalah orang yang labil, saya adalah orang yang lemah dan saya pun tidak cerdas secara emosi.
Saya pernah beberapa kali coba buat ngelupainya,tapi hal itu pun gabisa dilakuin secara instan. Saya pun amat sering bertindak tegas untuk berbicara dan bertindak tegas untuk mengakhiri semuanya. Dia selalu datang memberi harapan seolah-olah sayalah nanti yang akan menjadi yang terakhir untuknya.
Dia berkata sayang dan kangen, tapi dia menggantungkan perasaan saya hingga saya lelah. Dia berkata sayang dan kengen, tapi dia tidak pernah membuktikannya, tindakannya selalu cuek dan ga pernah peduli. Dia berkata sayang dan kangen, tapi kata-kata itu dia ucapin juga sama.. wanita lain...
Dia berkata maaf, tapi dia mengulang kesalahan yang sama. Lagi dan lagi.
Kalo benci diabaikan, kenapa saya terus bertahan saat saya perhatian tapi dia engga?
Kenapa saya bertahan saat saya merasa teramat kangen tapi dia engga?
Kenapa saya bertahan diperlakukan seperti "boneka"? Kenapa dan kenapa?
Logikanya perempuan normal pun gakan pernah tahan diperlakukan kaya gini.
Saya emang ga prnah nuntut status, karena menurut saya perasaan yang kuat gaperlu dilambangin sama status. Saya ga pernah nuntut perhatian darinya, karena menurut saya kamu adalah orang yang (mungkin) punya segudang kesibukan yang (mungkin) mikirin orang lain aja gapernah bisa. Saya gapernah nuntut kamu buat manggil "sayang" "honey" "dear" or many more, karena menurut saya panggilan belum tentu ngelambangin perasaan seseorang.
Kamu emang mungkin gapernah bajak otak saya. Tapi disetiap selnya selalu terukir nama KAMU. Semua yang saya lakukan adalah untuk KAMU. KAMU. KAMU. dan KAMU!
Tapi saya juga harusnya memikirkan tentang perasaan saya. Katanya mencintai itu indah...
Mana? Saya mencintaimu. Dimana? Dimana indahnya? Dulu mungkin iya,waktu pertama kamu mengenal saya. Seakan-akan semuanya untuk saya. Saya percaya cinta itu mengobati bukan melukai.
Saya lelah, kebingungan. Saya bukan "boneka", saya tau rasa sakit itu seperti apa, saya juga tau rasanya diabaikan itu seperti apa...
2 tahun terakhir, kamu adalah yang terbaik... 2 tahun terakhir, cuma kamu yang bisa membuat saya sakit dan hanya Kamulah obatnya... 2 tahun terakhir...
Wednesday, March 27, 2013
Tuesday, March 12, 2013
air matamu,kesedihanku ibu..
Kata yang paling indah bagi umat manusia adalah 'Ibu' dan panggilan
paling indah adalah 'Ibuku'. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta
yang keluar dari kedalaman hati paling dalam
Tak biasanya aku melihat ibu termenung sendiri dijendela dekat kaca hias yang biasanya aku melihatnya tersenyum disana..
Wajahmu mulai menua bu,tenaga mu yang dulu ku lihat kuat sekarang mulai melemah seiring jalannya waktu...
Aku mulai dewasa, dan aku mulai merasakan dan mengerti apa saja yang terjadi di sekelilingku. Ya,aku anak laki-laki terakhir dari empat saudaraku yang seiring berjalannya waktu mulai meninggalkan rumah ini. Rumah peninggalan Alm.Ayah handa tercinta. Mereka mulai membangun keluarga sendiri dan itu sudah ditakdirkan.
Wanita adalah sosok yang dapat diibaratkan sebagai teh celup, Anda tidak akan pernah tahu kekuatannya sampai tercelup ke dalam air panas.
Kata-kata itu selalu aku ingat dan selalu aku bandingkan dengan ibuku.
Pagi itu aku yang sudah masuk bangku kuliah masih tak ingin lepas dari pelukan ibu ku. Ya,aku yang tinggal sendiri dirumah ini bersama ibuku merasakan sepi semenjak kakak keempatku dibawa kerumah suaminya.
Aku tak ingin lepas.aku tak ingin pergi dari pelukannya yang hangat yang selalu aku rasakan setiap aku bangun.
Dari kecil aku tak pernah merasakan rasanya dipeluk oleh seorang ayah. Aku bahkan lupa wajah sosok seorang ayahku sendiri. Yang aku ingat hanya ketika ayah pergi kakak ku menangis,menjerit,dan berkata aku ingin ikut ayah...
Saat itu aku tak mengerti,saat itu ibu hanya berkata kepadaku ayah pergi kesuatu tempat yang indah dan suatu hari nanti kita akan bertemu ayah.
Ibuku adalah sosok yang kuat,ia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses dan kini tinggalan aku tanggungannya.
"Maafkan aku yah,maafkan aku yang tidak bisa mendidik anak terakhir kita,entah apa yang aku lakukan hingga aku salah mendidiknya"
kata-kata itu yang aku dengar kala ibu termenung dijendela dekat kaca hias.
Setelah mendengar itu aku langsung memeluk ibu dari belakang. Ibu membelai rambutku dan berkata "sayang,jika nanti ibu tidak ada,taatlah selalu terhadap tuhanmu. Ibu selalu menemanimu sayang,ibu selalu melihatmu dari kejauhan. kini tugas dan janji ibu kepada ayah selesai sayang.."
Jangan berkata seperti itu bu,aku menyayangimu.
Aku pun mencium tangan ibu dan berpamit untuk berangkat kuliah.
***
Hari ini adalah hari wisudaku,akhirnya aku menyelesaikan bangku perkuliahanku. Ibu tidak sempat datang ke wisudaku karna keadaannya yang kurang sehat. Tapi tadi pagi aku masih mencium lembut tangannya dan masih merasakan dia mengelus lembut kepalaku.
Tidak sabar pulang kerumah dan bertemu dengan ibu. Aku ingin berterimakasih kepadanya aku ingin memeluknya,aku ingin menceritakan kepadanya karna hari ini aku jadi lulusan terbaik di kampusku. Aku ingin melihat kakak-kakakku berkumpul dirumah dan memberi selamat kepadaku.
Setelah aku sampai didepan jalan menuju rumahku aku melihat bendera kuning. Aku melihat ada nama ibuku tertulis di bendera kuning itu. jantung ku berdekup kencang. Dan semakin kencang saat aku mulai mendekati rumahku. Terdengar suara salah seorang kakakku melantunkan surat yasin.
Aku pun melihat semua kakak-kakakku berkumpul diruang tamu. Bukankah ini yang aku mau? aku mau mereka berkumpul disini. Tapi... aku melihat ibuku terbujur kaku dengan kain batik yang menurup sebagian badannya. Siapa itu? siapa?! Ibu? ibuuuu!! tidak! tidak! aku tidak menginginkan ini!! aku tidak mau ini terjadi. "bu bangun! banguun bu! banguuuun! bu lihat ini bu lihat aku menjadi mahasiswa lulusan terbaik dikampus bu. lihat iniii buu lihat"
aku berteriak sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibuku yang sudah terbujur kaku itu.
Percuma memang karna ini sudah takdir dari yang maha kuasa...
***
Sambil menatap matanya dan menggenggap tangannya yang mungil aku bernyanyi. Dan tak sadar aku menyanyikan lagu bunda yang dulu sering ku dengar saat ibu menyanyikan lagu ini untukku.
Sekarang aku telah mempunyai seorang anak yang sangat lucu dan istri soleha yang diidam-idamkan oleh ibuku. Aku menyayanginya sama seperti ibuku. Aku melihatnya seperti melihat sosok seorang ibu yang dulu sama menggendong dan mencuimku dengan penuh kasih sayang. Aku teringat akan jasa-jasa ibu dan aku selalu bersyukur mempunyai ibu sepertinya...
IBU adalah bagaikan sebuah lagu yang tak pernah berakhir di hatiku, lagu itu memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan seluruh dirinya. Kadang-kadang saya lupa akan syair dari lagu itu, namun saya tak akan pernah dapat melupakan melodinya....
Tak biasanya aku melihat ibu termenung sendiri dijendela dekat kaca hias yang biasanya aku melihatnya tersenyum disana..
Wajahmu mulai menua bu,tenaga mu yang dulu ku lihat kuat sekarang mulai melemah seiring jalannya waktu...
Aku mulai dewasa, dan aku mulai merasakan dan mengerti apa saja yang terjadi di sekelilingku. Ya,aku anak laki-laki terakhir dari empat saudaraku yang seiring berjalannya waktu mulai meninggalkan rumah ini. Rumah peninggalan Alm.Ayah handa tercinta. Mereka mulai membangun keluarga sendiri dan itu sudah ditakdirkan.
Wanita adalah sosok yang dapat diibaratkan sebagai teh celup, Anda tidak akan pernah tahu kekuatannya sampai tercelup ke dalam air panas.
Kata-kata itu selalu aku ingat dan selalu aku bandingkan dengan ibuku.
Pagi itu aku yang sudah masuk bangku kuliah masih tak ingin lepas dari pelukan ibu ku. Ya,aku yang tinggal sendiri dirumah ini bersama ibuku merasakan sepi semenjak kakak keempatku dibawa kerumah suaminya.
Aku tak ingin lepas.aku tak ingin pergi dari pelukannya yang hangat yang selalu aku rasakan setiap aku bangun.
Dari kecil aku tak pernah merasakan rasanya dipeluk oleh seorang ayah. Aku bahkan lupa wajah sosok seorang ayahku sendiri. Yang aku ingat hanya ketika ayah pergi kakak ku menangis,menjerit,dan berkata aku ingin ikut ayah...
Saat itu aku tak mengerti,saat itu ibu hanya berkata kepadaku ayah pergi kesuatu tempat yang indah dan suatu hari nanti kita akan bertemu ayah.
Ibuku adalah sosok yang kuat,ia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses dan kini tinggalan aku tanggungannya.
"Maafkan aku yah,maafkan aku yang tidak bisa mendidik anak terakhir kita,entah apa yang aku lakukan hingga aku salah mendidiknya"
kata-kata itu yang aku dengar kala ibu termenung dijendela dekat kaca hias.
Setelah mendengar itu aku langsung memeluk ibu dari belakang. Ibu membelai rambutku dan berkata "sayang,jika nanti ibu tidak ada,taatlah selalu terhadap tuhanmu. Ibu selalu menemanimu sayang,ibu selalu melihatmu dari kejauhan. kini tugas dan janji ibu kepada ayah selesai sayang.."
Jangan berkata seperti itu bu,aku menyayangimu.
Aku pun mencium tangan ibu dan berpamit untuk berangkat kuliah.
***
Hari ini adalah hari wisudaku,akhirnya aku menyelesaikan bangku perkuliahanku. Ibu tidak sempat datang ke wisudaku karna keadaannya yang kurang sehat. Tapi tadi pagi aku masih mencium lembut tangannya dan masih merasakan dia mengelus lembut kepalaku.
Tidak sabar pulang kerumah dan bertemu dengan ibu. Aku ingin berterimakasih kepadanya aku ingin memeluknya,aku ingin menceritakan kepadanya karna hari ini aku jadi lulusan terbaik di kampusku. Aku ingin melihat kakak-kakakku berkumpul dirumah dan memberi selamat kepadaku.
Setelah aku sampai didepan jalan menuju rumahku aku melihat bendera kuning. Aku melihat ada nama ibuku tertulis di bendera kuning itu. jantung ku berdekup kencang. Dan semakin kencang saat aku mulai mendekati rumahku. Terdengar suara salah seorang kakakku melantunkan surat yasin.
Aku pun melihat semua kakak-kakakku berkumpul diruang tamu. Bukankah ini yang aku mau? aku mau mereka berkumpul disini. Tapi... aku melihat ibuku terbujur kaku dengan kain batik yang menurup sebagian badannya. Siapa itu? siapa?! Ibu? ibuuuu!! tidak! tidak! aku tidak menginginkan ini!! aku tidak mau ini terjadi. "bu bangun! banguun bu! banguuuun! bu lihat ini bu lihat aku menjadi mahasiswa lulusan terbaik dikampus bu. lihat iniii buu lihat"
aku berteriak sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibuku yang sudah terbujur kaku itu.
Percuma memang karna ini sudah takdir dari yang maha kuasa...
***
Sambil menatap matanya dan menggenggap tangannya yang mungil aku bernyanyi. Dan tak sadar aku menyanyikan lagu bunda yang dulu sering ku dengar saat ibu menyanyikan lagu ini untukku.
Sekarang aku telah mempunyai seorang anak yang sangat lucu dan istri soleha yang diidam-idamkan oleh ibuku. Aku menyayanginya sama seperti ibuku. Aku melihatnya seperti melihat sosok seorang ibu yang dulu sama menggendong dan mencuimku dengan penuh kasih sayang. Aku teringat akan jasa-jasa ibu dan aku selalu bersyukur mempunyai ibu sepertinya...
IBU adalah bagaikan sebuah lagu yang tak pernah berakhir di hatiku, lagu itu memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan seluruh dirinya. Kadang-kadang saya lupa akan syair dari lagu itu, namun saya tak akan pernah dapat melupakan melodinya....
K-E-S-E-T-I-A-A-N
Dan demikianlah semuanya harus terjadi...
Karena memang harus terjadi.. Hidup ini terus berlanjut..
Kita semua pernah merasakan dihianati dan hianati, setia dan tidak setia, kita semua pun pernah merasakan cinta yang membawa kita ketempat tertinggi.
Kita semua pun pernah merasakan jatuh karna kesalahan kita sendiri.
Kita tidak mati. Tapi lukanya........
Membuat kita ga bisa berjalan seperti dulu lagi.
Cinta tumbuh karena terbiasa? Awalnya gue percaya itu. Gue seorang mahasiswi disalah satu Universitas swasta di Jakarta. pangil aja gue "RERE".
Awalnya gue percaya karna dia. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Dia pun berani meninggalkan kesetiaannya demi gue. Ya,gue yang hampir selalu ada disela-sela waktu kesibukanya. Selalu ada disela-sela tawanya....
Tanpa gue sadar gue ga pernah ada disela-sela sedih atau masalahnya.
Gue ada karna kita emang satu kampus. Bahkan dulu kita pernah diakrabkan disalah satu kelas Akuntansi. Mungkin apa yang gue rasain sama kaya apa yang dia rasain. Ada seseorang yang hampir ada disela-sela waktu sibuk kita itu sesuatu yang istimewa menurut gue. Walau gue tau gue adalah awal bagian dari penghancur kesetiaannya..
Sekarang gue emang tau dia seutuhnya milik gue. Nama gue selalu ada distatusnya,atau bahkan foto gue selalu dia pajang dibb nya. Tapi kadang nama itu hanya sekedar inisial yang lalu gue ganti sendiri jadi nama lengkap gue. Entah gue masih ga pernah tau alasanya..
Ternyata ini ga lama. 2 bulan berlalu gue pun mulai ngerasain hal yang berbeda. Gue mulai ngerasain dia balik ke kesetiaannya dulu. Ya,dulu gue pernah disuruh ninggalin dia,tapi ga bisa,karna gue udah mulai puny perasaan ke dia meski gue tau dia udah punya kekasih.
Setiap gue ajak dia kesuatu tempat,selalu 1000 alasan yang dia ucapin. Sampe gue cari tau apa yang sebenernya terjadi. Gue yakin badai pasti berlalu.. Tapi ini adalah badai yang gue buat sendiri.
Dan..... benar. Dia kembali pada kesetiaannya dulu.
Kesetiaan atau Kasih sayang memang ga bisa dipaksakan. Hatinya masih bersama masa lalunya. Masa lalunya yang pernah gue hancurkan...
Memperlakukan lawan jenis yang bukan pasangannya dengan manis, bisa jadi awal ketidaksetiaan.
Perselingkuhan kalah diam ketika si lawan jenis mulai luluh hatinya, biasanya akan keluar perkataan "LO SALAH MENGARTIKAN PERHATIAN GUE" oh my God
K-E-S-E-T-I-A-A-N. Katanya sih paling penting dalam sebuah hubungan.
Seberapa banyak manusia yang bisa bertahan setia?
Apasih alasan manusia ketika akhirnya dia menjadi tidak setia?
Mungkinkah manusia bisa hidup setia sama 1 pasangan sampe akhir hidupnya?
Maybe "YES" Maybe "NO"
Gue mencoba cari tau tentang kesetiaan. Setia pada pasangan, setia pada cinta, setia kepada sebuah tujuan. Dan sebelum gue tau apa-apa, gue kehilangan semuanya.
Sekarang yang gue tau, kesetiaan ga bisa direncanakan. Sama seperti cinta.. Sama seperti HIDUP....
Karena memang harus terjadi.. Hidup ini terus berlanjut..
Kita semua pernah merasakan dihianati dan hianati, setia dan tidak setia, kita semua pun pernah merasakan cinta yang membawa kita ketempat tertinggi.
Kita semua pun pernah merasakan jatuh karna kesalahan kita sendiri.
Kita tidak mati. Tapi lukanya........
Membuat kita ga bisa berjalan seperti dulu lagi.
Cinta tumbuh karena terbiasa? Awalnya gue percaya itu. Gue seorang mahasiswi disalah satu Universitas swasta di Jakarta. pangil aja gue "RERE".
Awalnya gue percaya karna dia. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Dia pun berani meninggalkan kesetiaannya demi gue. Ya,gue yang hampir selalu ada disela-sela waktu kesibukanya. Selalu ada disela-sela tawanya....
Tanpa gue sadar gue ga pernah ada disela-sela sedih atau masalahnya.
Gue ada karna kita emang satu kampus. Bahkan dulu kita pernah diakrabkan disalah satu kelas Akuntansi. Mungkin apa yang gue rasain sama kaya apa yang dia rasain. Ada seseorang yang hampir ada disela-sela waktu sibuk kita itu sesuatu yang istimewa menurut gue. Walau gue tau gue adalah awal bagian dari penghancur kesetiaannya..
Sekarang gue emang tau dia seutuhnya milik gue. Nama gue selalu ada distatusnya,atau bahkan foto gue selalu dia pajang dibb nya. Tapi kadang nama itu hanya sekedar inisial yang lalu gue ganti sendiri jadi nama lengkap gue. Entah gue masih ga pernah tau alasanya..
Ternyata ini ga lama. 2 bulan berlalu gue pun mulai ngerasain hal yang berbeda. Gue mulai ngerasain dia balik ke kesetiaannya dulu. Ya,dulu gue pernah disuruh ninggalin dia,tapi ga bisa,karna gue udah mulai puny perasaan ke dia meski gue tau dia udah punya kekasih.
Setiap gue ajak dia kesuatu tempat,selalu 1000 alasan yang dia ucapin. Sampe gue cari tau apa yang sebenernya terjadi. Gue yakin badai pasti berlalu.. Tapi ini adalah badai yang gue buat sendiri.
Dan..... benar. Dia kembali pada kesetiaannya dulu.
Kesetiaan atau Kasih sayang memang ga bisa dipaksakan. Hatinya masih bersama masa lalunya. Masa lalunya yang pernah gue hancurkan...
Memperlakukan lawan jenis yang bukan pasangannya dengan manis, bisa jadi awal ketidaksetiaan.
Perselingkuhan kalah diam ketika si lawan jenis mulai luluh hatinya, biasanya akan keluar perkataan "LO SALAH MENGARTIKAN PERHATIAN GUE" oh my God
K-E-S-E-T-I-A-A-N. Katanya sih paling penting dalam sebuah hubungan.
Seberapa banyak manusia yang bisa bertahan setia?
Apasih alasan manusia ketika akhirnya dia menjadi tidak setia?
Mungkinkah manusia bisa hidup setia sama 1 pasangan sampe akhir hidupnya?
Maybe "YES" Maybe "NO"
Gue mencoba cari tau tentang kesetiaan. Setia pada pasangan, setia pada cinta, setia kepada sebuah tujuan. Dan sebelum gue tau apa-apa, gue kehilangan semuanya.
Sekarang yang gue tau, kesetiaan ga bisa direncanakan. Sama seperti cinta.. Sama seperti HIDUP....
Subscribe to:
Posts (Atom)