Kegelapan
ini sedang menyelimut,entah sebenernya aku ga pernah mengerti kenapa ini bisa
terjadi. Di malam ini, seharusnya aku bisa merasakan indahnya…
Entah apa yang tiba-tiba menyelinap diotakku. Nafsu? Atau hanya
keinginan wajar seorang laki-laki? Ah entahlah. Hari ini aku merasa kecewa. Kekecewaan
yang seharusnya tak pernah aku kecewakan.
Hari ini adalah hari dimana aku sebagai laki-laki dewasa
punya tanggung jawab sebagaimana layaknya hidup seorang pria. Hari ini aku
memberanikan diri melamar seorang gadis manis yang dulu adalah teman satu
kelasku di bangku kuliah.. Ijab pun keluar dari mulutku dan akhirnya kita resmi
menjadi sepasang suami istri pada hari ini.
Dari awal aku hanya bisa menatapnya,entah apa yang ada di
dalam dirinya sehingga dia banyak di dekati banyak teman-temanku dikampus. Aku
pun tak punya perasaan apa-apa terhadap dirinya. Sampai aku ternyata
benar-benar…… mencintainya.
Semasa kuliah, aku selalu menyibukkan diri dengan berbagai
kegiatan termasuk salah satu kegiatan mahasiswa yang ada dikampus. Dan kamu
adalah wanita yang tak pernah aku lirik sedikitpun. Karna aku begitu kuat
dengan prinsip ku. Prinsip ku yang tak ingin berpacaran di bangku kuliah. Aku
ingin membahagiakan orang tuaku dan adik-adikku yang sangat berharga di dalam
hidupku.
Dan ternyata prinsip itu tidak berlaku kepadamu. Ya, kepada
wanita manis yang sebelumnya tak pernah aku perhatikan. Tak pernah aku lihat
dan aku tak pernah meliriknya sama sekali. Dialah orang yang membuat aku pernah
merasa kehilangan… kehilangan? Bahkan sebelumnya aku pun tak tau apa itu
kehilangan. Di setiap chat dan kalimat-kalimat perhatian darinya, tak pernah
sedikitpun aku tertarik. Sampai suatu hari tak ada lagi sapaannya dalam sebuah
chat atau pun sekedar menyapa langsung saat berada di kampus. Dari situlah aku
merasa kehilangan…. Aku ingin dia kembali. Dan suasana itu pun kembali seperti
yang aku mau. Walau pun prinsip itu tetap berlaku kepada nya,aku tetap
mengganggap dia orang yang sangat special pada saat itu. Walau aku tau seorang
wanita remaja biasanya membutuhkan status. Tapi dia tidak……Perhatian nya,setiap
kalimat yang dikirimnya,membuat hidupku berwarna dan terasa begitu indah saat
mendengar suara kekanak-kanakannya melalui telepon. Be happy! Semua terasa
begitu sempurna.
Tak bisa dibayangkan saat dia bercerita hal yang tak pernah
terbayang. Yang aku tau, yang aku lihat, kamu tidak nakal nona. Kamu wanita
pendiam yang cuek tidak mau mengikuti tren remaja-remaja dengan make up. Kamu
natural. Kamu sederhana. Kamu mandiri. Dan semua itu yang membuat aku tertarik padamu.
Dan ternyata semua itu palsu! Ya, dibalik semua itu ternyata
kamu menyimpan hal yang seharusnya tak pernah dilakukan oleh seorang wanita
pendiam. Apakah ternyata pendiam itu menghanyutkan? Seperti sungai tenang
kalimalang yang ternyata membuat banjir Jakarta?
Walau pun masa lalu adalah hal yang tak perlu di ungkit,
walau pun aku tau sekarang kamu tak pernah seperti itu lagi, walau pun aku
telah lama mengetahui ini, dan aku telah menerimanya, tetapi rasa kecewa itu
datang saat malam dimana harusnya kita bahagia… kita? Sepertinya hanya aku yang
ingin seperti itu. Entah aku tak tau pikiran apa yang sedang merasuki diriku.
Maafkan aku yang setelah malam itu mendiamkan mu. Maafkan
aku sayang…. Seharusnya aku tak melakukan ini… Bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia terutama laki-laki,kalo mau istri pasti menginginkan sebuah kehormatan
yang biasa selalu disebut keperawanan. Apa itu keperawanan? Setau
ku,keperawanan itu keutuhan kondisi selaput dara(hymen) yaitu merupakan lipatan
membran yang menutup bagian luar vagina. Berati ga perawan itu apa? Yang pasti
hymen-nya sudah tidak utuh. Sejauh pengetahuan yang saya tau, hymen itu ga ada
fungsinya sama sekali selain dia bisa mengeluarkan darah kalau sobek.
Karena pendidikan seks di Indonesia orang-orang taunya
perawan itu berati ada darahnya saat selaput sobek. Coba gimana perasaan perempuan-perempuan
yang selaput dara nya sobek karena aktivitas berat seperti olahraga atau memang
ga punya sejak kecil?
Menurut Reza A.A Wattimena,dosen filsafat salah satu
perguruan tinggi,”Tidak ada hubungan antara kesucian dan keperawanan. Seorang
ibu yang harus melacur guna memenuhi kebutuhan hidup anaknya jauh lebih suci,
daripada seorang perawan yang suka ngegosip atau memfitnah orang lain. Kesucian
itu soal hati dan pikiran, sama sekali bukan soal keperawanan.
Dan semua telah membuka pikiran dan ego ku. Keperawanan
bukanlah komoditi. Keperawanan adalah hak seutuhnya dari si pemilik. Kepada
siapa dia mau memberi keperawanannya bukan urusan siapapun selain dirinya
sendiri. Yang jelas siapapun dia, kini dialah orang yang aku pilih sebagai
pendamping masa depanku. Meski masa lalunya kelam,tetapi bersama ku, masa
depannya masih suci. Masih perawan atau tidak, itu bukanlah hal yang seharusnya
aku permasalahkan. Apa untungnya kalau aku mementingkan itu? Toh hal itu tidak
punya fungsi sama sekali. Sekarang aku hanya butuh seorang pendamping yang bisa
membimbing anak-anakku dan menjadi teman berbagi saat senang dan susah.
Bagi saya keperawanan itu seperti agama,itu hak privat semua
orang. Yang jelas, beragama atau enggak, perawan atau engga, asalkan dia bisa
tetep jadi manusia baik dan ga ngerugiin manusia lain, memberi kontribusi yang
baik pada dunia, itu sama sekali bukan masalah.
Setelah sebulan ini aku tak menghubungimu kerena kekecewaan
itu, aku sadar, ternyata yang ku inginkan itu tidaklah penting seperti yang ada
dalam ego ku. Tidak sepenting yang dibicarakan orang-orang…Karena aku telah
lama mengenalmu….Karena akulah yang paling mengetahui semua tentang kamu….. Ketika
kamu ga mampu minum teh pahit, kamu akan dengan sengaja menambahkan gula agar
teh itu menjadi manis. Sama seperti hidup. Kalau kamu ga mampu ngelewatin
kesedihan sendiri,tuhan pasti memberikan orang lain sebagai pemanis dalam
hidupmu. Itulah yang seharusnya aku lakukan. Seharusnya aku menjadi pemanis
dalam hidupmu, bukan lagi sebagai penambah beban kesedihanmu. Apalagi di
sebabkan oleh egoku. Aku tau kamu mempunyai tekad yang kuat untuk berubah
menjadi yang lebih baik nona. Seharusnya, aku tak pernah lagi mengungkit masa
lalu itu. Karena semua terjadi bukan atas kehendakmu. Aku sangat menghargai sebuah kejujuran yang kau berikan kepadaku. Meski itu sangat mengecewakan. Dan itu terjadi bukan
karena suatu alasan yang tak logis. Tuhan pasti punya rencana lain dibalik
semua ini.
Dan ternyata aku benar-benar tak salah memilihmu. Bersamamu, ku lewati lebih dari 1000 malam, dan 6 tahun
telah berlalu. Kamu selalu bisa menghormati dan menyayangiku,begitu juga
menyayangi kedua orangtua ku dan juga adik-adik kesayanganku. Kamu bisa
membimbing anak-anak kita menjadi anak-anak yang soleh dan solehah. Seperti
yang sering kita guraukan dulu saat di bangku kuliah, mempunyai sepasang anak
laki dan perempuan yang selalu aku rindukan canda tawa dan tangisnya saat aku
penat menjalani pekerjaanku. Sekarang aku adalah seorang ayah yang harus bisa
membimbing istri dan anak-anaku dan bukan membesarkan ego ku….
Jika ada yang pertama, akan selalu
ada yang terakhir. Kamu hanya perlu mencari sebuah jalan untuk menemukannya.
Walau berdiri ditempat gelap sekalipun,kamu akan tetap bisa melihatnya. Seperti
kamu ngelihat sungai langit dalam kegelapan. Seperti menemukan lorong panjang
setelah gelap. Seperti aku menemukan kamu J
No comments:
Post a Comment